Tegang Dibuat Tegang Debat Capres Cawapres Sesi Pertama
Namun, beberapa chanel TV menanggung resiko ditinggalkan penonton nya gelar acara Nobar lakukan gaya evaluasi debat berkonten tendensius kepada salah satu Paslonpres dan Wapres. Itu resiko nya sendiri penulis muak langsung switch off aja TV nya.
Penulis mencatat gelaran Debat KPU kali ini cukup tertata afik dan nampak persiapan matang. Mulai setting waktu, stage, kontrol audiens dan Jedah.
Ada sedikit yang minus poin bagi mediator atau ini merupakan kelebihan nya. Kenapa ? Karena mediator berdiri dalam 2 sisi yang harus dia ciptakan, ya pertama kemampuan dia dalam mengontrol waktu dan memberi kesempatan pada panelis atau Capres dan Cawapres memang lebih menonjol dari pada membuat suasana lebih cair sehingga kemampuan panelis untuk menjawab pertanyaan dari panelis lain nya bisa mengalir dengan baik.
Tapi ini malah berbuntut pada ketegangan dari panelis untuk mengeksplore jawaban jawaban yang pasti nya lebih baik atas visi dan misi masing masing yang jauh jauh hari telah dipersiapkan, eh malah pada moment baik ini jawaban itu lenyap oleh sarap tegang, lidah keluh dan waktu habis.
Pada moment terakhir sesi penutup tak satu dari panelis memberi apresiasi satu sama lain, walaupun sudah diingatkan bahwa sesi penutup hendak nya digunakan untuk memberi aprisiasi satu sama lain.
Pada awal pembukaan debat, Ira Kusno beberapa kali menyebut kata “memantik pertanyaan” pada salah satu calon dan selanjutnya calon yang lain bisa mengelaborasi pertanyaan itu menjadi sebuah jawaban berupa argumentasi yang bisa merujuk pada umpama atau kasus kongrit dan seterus nya.
Penulis mau mengkeritik penggunaan diksi ” memantik” yang Ira gunakan pada malam debat ini, jika maksudnya “mematik” bermakna “memancing’ maksud nya memancing perdebatan yang panjang hingga usai acara.
Tapi debat di chanel TV dan dimedsos pasti susah dibendung lagi ini. Semua kita juga merasa diantara banyak media, cetak, TV, medsos dan online mana yang berpihak kesatu dan mana yang ke no urut dua dan pasti sangat jelas.
Akhir kata semoga kita semua dewasa dalam melihat dan merasa pilihan yang terbaik bagi kita semua untuk kita sebagai bangsa. (jl)