Ramlan Sebut Tertib Dunia Merupakan Syarat Mutlak Tertib Agama, Konferensi Ke VIII IPPNU Sumsel

News
Konferensi Ke VIII IPPNU Sumsel , Ramlan Sebut Tertib Dunia Merupakan Syarat Mutlak Tertib Agama

PALEMBANG, KABARKATA. COM– Tertib Dunia Merupakan cerminan manusia yang taat agama Setidaknya itulah yang dikatakan Ramlan Holdan saat mengisi ceramah pada kegiatan Konferensi wilayah Ke VIII Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU) Sumatera Selatan pada Sabtu Malam (05/12/2020)

Mantan ketua IPPNU Sumsel periode sekaligus selaku Ketua DPW PKB Sumsel, itu juga menyampaikan serta mengajak para peserta konfrensi yang merupakan para Kader NU yaitu kader yang telibat Jami’iyah Diniyah atau disebut nya NU sebagai organisasi keagamaan untuk memahamai khitta secara kaffa secara total Khitta NU.
Ditegaskan Ramlan dalam ceramahnya itu, bahwa Khitta ini salah satu Landasan dasar berfikirnya, landasan bertindaknya dan landasan berprilakunya warga Nahdiyin baik secara per orangan maupun cara organisasi.
“ Ya yang salah salah satu nya adalah terhadap Aqidah,” tegas nya.
Ramlan menekankan, “Salah satu dibidang aqidah ini menjadi rujukan Khitta NU bagaimana kita mempelajari aqidah Islam yaitu dengan Ahlak atau aqidah syariah, Iman Islam dan Ihsan yaitu salah satu nya dengan jalan pendekatan bermazhab, dan itu dari sisi aqidah,” urainya.
Ramlan kemudian menyampaikan bahwa Rujukan NU untuk aqidah ini merujuk kepada Abu Hasan Al Azhari Abu Mansyur serta Al Mutaribi Hasan yang menurut nya itu adalah soal keyakinan. Sementara soal fiqih Disebut Ramlan, “ kita mengakui 4 Maz haf yakni Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Syafei serta Imam Ghazali.
“Dibidang Ahlak itu ada tasawuf, untuk mempelajari hal ihwal tentang ihsan itu. Maka rujukan nya ada ulama Imam Al Ghazali dan Imam Al Junet Al Bal Dadi itu juga adalah rujukan kita dibidang Tasawuf,” ungkapnya.
Tak sampai disitu, masih menyoal bagaimana bertindak berperilakau serta berfikir nya warga Nahdiyin, Ramlam juga membeberkan bagaimana sikap kemasyarakatan warga Nu, yang pada bagian ini disebut Ramlan Nahdiyin bersikap Tasamuf dimana warga NU dengan berperilaku tidak ekstrim selalu berada di tengah tengah yang mengedepankan penyeimbangan kehidupan dunia dan akhirat.
“Selain harus tetap bersikap Iftidal yakni tegak lurus dan ketiga Tawasun serta menegakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, “ Ramlan Holdan menambahkan seraya menyebut bahwa 4 sikap kemasyarakatan ini lah yang menjadi rujukan Khitta yang menurutnya, Khitta ini juga selalu diambil sebagai cara berhidmat nya warga NU.
“Sebelum NU lahir pun, berhidmat nya warga NU sudah ada duluan bagaimana Islam masuk ke nusantara, tahun 1400 an yang dibawah oleh para Wali Songo. Itu lah sesungguh nya inti sari berkhidmat nya Ahlul Sunna Wal Jammah yang diambil dari ajaran ajaran itu,” kata Ramalan sedikit mengupas sejarah Islam masuk ke Indonesia.
Dipaparkan Ramlan lagi, “Cara cara Islam masuk ke Indonesia penuh dengan kedamaian , tanpa ada peperangan, akan tetapi, tetap saja bisa mengislamkan nusantara, yang notabene ada kebesaran Sriwijaya, Hindu dan Budha belum lagi Majapahit Hindu dan Budha, tetapi mampu mencetak kader kader hebat,” ucap Ramlan dalam paparan ceramah nya di konfrensi IPPNU Sumsel Tahun 2020 itu.
“Sehingga, sambung dia, yang menjadi kader Islam pertama kala itu yakni Raden Fattah dan itu artinya berkat dakwah yang dilakukan kala itu dengan pengajaran yang baik melalui hikmah hikmah kebaikan pula, misalnya saja selalu menghargai kearifan lokal, “ ungkap Ramlan Holdan.
“Sama hal nya Nabi Muhammad, ucap Ramlan, “ Nabi pun dengan pelan mengajarkan Islam tidak langsung memaksa untuk mensahadadkan dengan memaksa langsung kamu harus sahadat, tidak begitu. Jadi nabi membawa Islam dan mengenalkan Islam dengan perlahan lahan,” terangnya.
“Para Wali Songo juga kala itu harus masuk budaya, termasuk juga dengan berbahasa, “timpalnya.
Ramlan kemudian memberi uraian terkait bahasa yang tidak terlalu dijadikan hambatan bagi Islam masuk nusantara. Kala itu tidak harus menggunakan kata Shalat pada awal nya, bisa dipakai kata ‘Sembahyang’ dengan secara morfologinya kata ‘Sembah dan kata ‘Hyang’ lalu menjadi terbentuknya kata ‘Sembahyang’.
Analogi secara bahasa yang lain nya dijelaskan Ramlan termasuk kata ‘Langgar’ yang berarti sebuah tempat yang awal kata Langgar itu sendiri dibentuk dari kata sanggar yang berarti tempat berkumpul.
“Secara alami dibentuk masyarakat sendiri,” cetus nya.
Jadi memang proses yang cukup lama hampir 500 tahun proses nya harus dijalankan oleh para wali songo bagaimana mengislamkan nusanatara semenjak tahun 1400 an sampai dengan masuk penjajahan Belanda.
“Itu lah cara ulama ulama Ahlul Sunna Wal Jamaah, Uhlil bangkalan dan Hasyim Azhari merujuk dari situ. salah satu ketika kita yang kitab Mmam Al Ghazali, Raden Makruf Sunan Bonang, kitab di Belanda masih ada itu, Bonang Van Books Ihya Ulumudin,” ungkap Ramlan.
Lebih lanjut pada kesempatan itu Ramlan juga mengulas menjelang kemardekaan, sebelum 1945 NU belum lahir pertikaian ideologi sudah mulai tampak. Lahir juga Fatwa Kiyai Hasyim Azhari, tahu 1920, Hubbul Waton Minal Iman, “Cinta negeri bagian dari Iman”, serta lahir lah juga Hubbul Waton, menjelang kemardekaan disitu membangkitkan semangat untuk tidak mau dijajah, “ kata Ramlan Holdan.
Masih dalam pengungkapan sejarah perjuanagan dan kiprah NU pada Masa perjuangan sebelum kemardekaan, dalam paparan nya di Konferensi itu, sambungnya, “Malah menjelang kemardekaaan, pertikaian makin tajam soal idealogi di dalam para pendiri Negara ini, karena Muhammadyah sudah lahir, Serikat Islam sudah lahir, inidche Party, PKI, PNI, dimana kala itu apa yang digodok soal dasar Negara,” bebernya.
“Maka ada 2 perbedaan, sebut Ramlan lagi, “Satu menghendaki kewajiban menjalankan syariast Islam bagi pemeluk nya, kedua gagasan Bung Karno “Ketuhanan yang Maha Esa,” Cetus Ramlan.
Mengakhiri ceramah nya itu, Ramlan Holdan yang merupakan Ketua DPW PKB Sumsel mengutip, “Perang itu pasti akan membawa kehancuran”, seperti kata Imam Al Ghazali tuturnya, “Tertib dunia syarat mutalak untuk tertib Agama”.
Ajaran Islam dalam Alquran terkait ahlak, untuk manusia berbakti kepada tuhannya dan kepada rosul serta meghargai sesama manusia.
“Nabi juga, sambung Ramlan mengatakan, “Aku diturukan untuk memperbaiki ahlak”.
Ramlan juga tidak menampik akan menyetuji akan revolusi ahlak, tetapi harus ke masing masing pribadi perbaiki dahulu ahlak masing masing, ”
Maka taat kepada Allah, kepada Rosul dan pemimpin,” Bagian dari tertib dunia sebab itulah ada nya undang undang dan ada nya Pancasila, maka Tertib Dunia Merupakan Syarat Mutlak Tertib Agama,” tandasnya.