GURU SDN 13 TANJUNG LOGO KUALA PUNTIAN LINTASI JALAN BERLUMPUR
BANYUASIN.kabarkata.com- Pengabdian seorang guru adalah inspirasi bagi murid. Mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa, bukanlah perkara mudah, apalagi sekolah berada di pelosok desa. rabu”(23/9/20).
Seperti yang dialami oleh sejumlah guru di SDN 13 Tanjung Lago, Desa Kuala Puntian, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Demi mencerdaskan anak bangsa. Seorang guru bernama Mukamil dan Maya Sartika adalah suami istri yang mengajar di sekolah tersebut, harus rela berangkat pajar, agar tidak terlambat mengajar. Karena harus melalui medan tanah bercampur lumpur.
Seorang guru harus mempunyai jiwa pendidik, dan menikmati pekerjaannya. Harus terus semangat, bersabar, dan ikhlas. Kalau tidak dinikmati, rasa jenuh cendrung menghinggapi sewaktu-waktu,” kata Mukamil S,Pd.I Guru SDN 13 Tanjung Lago.
Apalagi dimusim penghujan seperti saat ini, Mukmail dan para guru lainnya yang berada di luar Desa Kuuala Puntian, harus berjuang lebih keras. Jalan menuju sekolah dengan jarak +- 1 jam perjalanan masuk menuju kesekolahan melewati jalan PT. Sawit MAS masih terasa sulit untuk dilalui. Sepeda motor yang digunakan bukan hanya bakal penuh dengan lumpur, bahkan tak jarang Mukamil dan guru dari luar harus terjatuh sebelum sampai ke sekolah sehingga pakaian pun penuh dengan tanah lumpur.
“Kalau sampai tidak ada lagi guru yang mau mengajar disini, siapa yang bakal mendidik anak-anak disini. Mengajar disini kebanggaan tersendiri bagi saya,” ucapnya Mukamil.
Belum tahu sampai kapan berakhirnya, Mukamil bersama guru lainnya akan berjuang melalui jalur berlumpur itu. Satu-satunya jalan yang dilintasi sejak puluhan tahun ini, hingga kini belum tampak bakal ada pembangunan. Sementara, status SD terpencil sudah dicabut oleh Pemerintah Pusat.
Mukamil berharap kepada pemerintah setempat baik Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur dan bapak Presiden, dapat membagun jalan tersebut sehingga kami dapat mengajar dan mendidik generasi bangsa dengan kondisi yang nyaman tidak ada lagi baju kami yang penuh dengan lumpur ketika proses pembelajaran.
Sakiman selaku pemuda setempat saat di wawancara, juga mengucapkan terima kasih kepada guru-guru yang telah rela bejuang demi mencerdaskan generasi bangsa, mungkin hal seperti ini tidak dirasakan lagi oleh guru di daerah lain, pengabdian yang penuh dengan rintangan seperti para guru tersebut.
Sehingga Sakiman sangat berharap ke depannya kepada pemerintah agar dapat menganggarkan dan memperhatikan keluhan para guru dalam mencerdaskan generasi bangsa ini,” ucapnya selaku pemuda setempat”(Dodi).