Disbud Kota Palembang Sosialisasikan Sejarah Pempek di Kafe Kuliner Bingen Dapur Cinta di 13 Ulu

Pendidikan
Disbud Kota Palembang Sosialisasikan

Palembang,KABARKATA.COM- Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Palembang mensosialisasikan sejarah pempek yang sudah di akui sebagai menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari kota Palembang pada tanggal 17 Oktober 2014 lalu ke masyarakat kota Palembang .Kali ini rombongan melakukan sosialisasi di kafe kuliner bingen, Dapur Cinta yang terletak di Jalan KH Azhari Lorong Waspada Nomor 227 Kelurahan 13 Ulu Kecamatan SU II, Palembang, Sabtu (20/3).

Guna meluruskan sejarah pempek yang ternyata masih ditulis secara keliru oleh masyarakat, maka Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Palembang mensosialisasikan sejarah pempek yang sudah di akui sebagai menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari kota Palembang pada tanggal 17 Oktober 2014 lalu ke masyarakat kota Palembang .

Kali ini rombongan melakukan sosialisasi di kafe kuliner bingen, Dapur Cinta yang terletak di Jalan KH Azhari Lorong Waspada Nomor 227 Kelurahan 13 Ulu Kecamatan SU II, Palembang.
Kafe ini juga terhubung dengan rumah Bari asli Palembang berada tepat di hamparan Sungai Musi dan langsung menghadap ke arah Jembatan Musi IV, Palembang, Sabtu (20/3).

Turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Hj Zanariah Sip Msi didampingi Muttaqin SH selaku Kasi Tradisi & Adat Dinas Kebudayaan Kota Palembang dan Isnayanti Syafrida selaku Kasi Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Manager Dapur Cinta, Riki Wiryawan

Dalam kesempatan tersebut diserahkan banner sejarah pempek yang dibuat pihak Dinas Kebudayaan Kota Palembang, diserahkan dari Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Hj Zanariah Sip Msi kepada Manager Dapur Cinta, Riki Wiryawan.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Hj Zanariah Sip Msi mengatakan, kegiatan hari ini pihaknya tidak lain ingin meluruskan masalah sejarah pempek.

“ Kalau kemarin-kemarin khan pempek masih dibuat oleh orang Cina , walaupun sekarang juga tetapi asalnya itu murni dari Palembang , itu tampak di WBTB tahun 2014 kemarin ,” katanya.

Selain itu pihaknya sengaja menyerahkan banner seperti ini ke toko-toko pempek sehingga masyarakat tahu sejarah pempek Palembang yang benar.

“Kita hanya mencontohkan kalau mau menanyakan lagi ,apakah benar pernyataan ini ya, silahkan ke Dinas Kebudayaan ,” katanya.

Kedepan menurutnya pempek tetap menjadi ikon kota Palembang , pihaknya akan mendorongnya menjadi warisan budaya tak benda yang didaftarkan ke Unesco

Sedangkan Muttaqin SH selaku Kasi Tradisi & Adat Dinas Kebudayaan Kota Palembang menambahkan, hari ini Dinas Kebudayaan kota Palembang melakukan sosialisasi tentang pempek dimana menjadi WBTB tahun 2014 lalu .

“ Disamping itu juga banyak yang kami usulkan, ada tujuh yang kami usulkan , pertama masalah tepung tawar, selendang munawaroh, rumah rakit, burgo, banyak lagi, termasuk kapal telok abang yang terakhir , ini wujud kepedulian dinas kebudayaan pertama untuk meluruskan sejarah itu sendiri tentang pempek kemudian inilah artinya dari hasil WBTB ini di sosialisasikan kemudian dari ini nanti diusulkan oleh provinsi dan budayawan itu menjadi ikonnya Unesco untuk menetapkan menjadi warisan dunia tentang pempek ini,” katanya.

Dan hari ini pihaknya sosialisasikan hal ini dengan pihak kafe kuliner bingen, Dapur Cinta yang terletak di Jalan KH Azhari Lorong Waspada Nomor 227 Kelurahan 13 Ulu Kecamatan SU II, Palembang, untuk ikut berkerjasama mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat.

“ Pada umumnya masyarakat kita tahu tentang pempek tapi dia tidak tahu sejarahnya apa pempek itu , inilah salah satunya peran dan tugas Dinas Kebudayaan kota Palembang,” katanya.
Apalagi menurutnya sekarang pempek sudah menjadi ikon , alangkah sayangnya masyarakat Palembang tidak tahu sejarah pempek, bagaimana cara pembuatannya danb bagaimana asal –usulnya.
“ Ini yang harus kita sama –sama dengan pengusaha pempek, sejarawan dan budayawan supaya ini bisa diketahui dan di mengerti oleh masyarakat, masak kita yang punyak barang tapi tidak bisa menjawabnya ,” katanya.

Karena itu pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat terutama mengenai sejarah pempek.

Sedangkan Manager Dapur Cinta, Riki Wiryawan menceritakan berawal Dari Kondisi Covid 19 tahun 2020 dimana banyak kerabat, saudara dan tetangga yang terkena dampak ekonomi, termasuk warga 13 Ulu khususnya lorong waspada dimana mereka Merupakan para pengrajin kue-kue bingen khas Palembang
“Karena di masa itu tidak ada tempat untuk memasarkan kue-kue tersebut, warga dilarang keluar rumah, pasar tidak boleh beroperasi sebagian, toko-toko banyak yang tutup, termasuk salah satu tempat pemasaran kue-kue tersebut yaitu sekolah dam instansi pada meliburkan diri,” katanya.
Berselang dengan kondisi ini menurutnya , Pemerintah (Dinas Pariwisata ) sedang mengadakan Lomba Kampung Kreatif Se Kota Palembang.
“Maka terlintaslah ide Owner Dapur Cinta untuk mengikut sertakan masyarakat sekitar Kampung 13 Ulu dalam lomba tersebut dengan cara membuat dan menghidupkan kembali kegiatan warganya Di Kampung 13 Ulu khususnya lorong waspada tersebut dengan memproduksi berbagai macam jenis kue-kue bingen khas Palembang, bahkan ada beberapa kue yang sudah langka,”katanya.
Untuk memfasilitasi kegiatan lomba tersebut maka Owner Dapur Cinta membuat bangunan kayu berbentuk teras rumah limas (Bari ) gunanya untuk mempermudah mengumpulkan jenis makanan yang telah dibuat oleh para pengrajin tersebut untuk dinilai oleh para juri lomba tersebut dan Kelurahan 13 Ulu akhirnya mendapatkan Juara Harapan III.

“Dari kondisi Covid 19 dan kegiatan lomba tersebutlah maka muncul ide selanjutnya ingin menjadikan Dapur Cinta ini benar-benar sebagai sentra penjualan kue-kue bingen tersebut,” katanya.
Dari sinilah menurutnya, Dapur Cinta hingga saat ini sudah beroperasi sebagai lahan bisnis sekaligus tempat dan wadah yang mengangkat budaya dan kearifan lokal dengan memperkenalkan kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya Palembang sendiri bahwa masih ada kue-kue tradisional yang patut diberikan jempol dan layak untuk dijadikan makanan bingen kebanggaan Kota Palembang.