Ada 8 Dampak Negatif “Favoritisme Sekolah” Menurut Kemendikbud
8 dampak negatif “Favoritisme Sekolah”
1. Siswa menempuh perjalanan jauh dan bahkan ada yang tinggal jauh dari orang tua.
2. Penekanan kompetisi pada siswa, eksklusif hanya bagi siswa dengan nilai UN tinggi.
3. Ketidakadilan bagi anak yang berasal dari keluarga kurang mampu.
4. Pelabelan anak bodoh atau pintar hanya berdasarkan nilai UN.
5. Ketidakadilan bagi siswa dengan nilai UN kurang.
6. Perhatian pemerintah pusat atau pemerintah daerah hanya kepada “sekolah favorit”.
7. Guru kurang termotivasi untuk meningkatkan kompetensi diri.
8. Suburnya praktik jual beli kursi dan pungli.
Tujuan pendidikan berbasis zonasi
Kemendikbud melalui sistem pendidikan berbasis zonasi berupaya untuk menghapus imej “sekolah favorit” yang terlanjur berkembang di tengah masyarakat.
Sistem pendidikan berbasis zonasi diharapkan akan mendatangkan beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Mendekatkan siswa dengan lingkungan sekolah.
2. Menghilangkan praktik jual-beli kursi dan pungli.
3. Mendorong tumbuhnya suasana kelas yang heterogen dan mendorong anak bekerjasama.
4. Menjadi alat ukur intervensi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
5. Pemerataan akses dan kualitas pendidikan.
6. Peningkatan kapasitas guru.