PUTRI BUNGSU BAJUMI WAHAB WAFAT
KABARKATA.COM-Ketua Yayasan IBA, Hj. Rita Rosmida yang merupakan putri bungsu dari almarhum H Bajumi Wahab, pengusaha sukses dimasa Orde Lama dan di penghujung Orde Baru, wafat pada pukul 01.20 WIB di Jakarta.
Rita Bajumi menghabiskan usia remajanya sekolah SMA di Prancis. Usai menyelesaikan studinya, teman akrab Rahmawati Soekarno ini melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Psikologi di negara Paman Sam.
Setelah menamatkan pendidikan psikologi, ia justru mengikuti short course Tetang Disain dan Tata Boga di Inggris, negara Margareth Thacer.
Istri Bharata, seorang pengusaha yang tinggal di Jakarta ini dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, sekitar pukul 13.00 WIB.
Putri terakhir almarhum H.Bajumi Wahab yang dilahirkan di kota Palembang pada tanggal 29 September 1950 ini kembali ke kota Palembang usai saudaranya H. Rosihan Nuch Bajumi yang menjabat Ketua Yayasan IBA wafat.
Kembalinya Rita Bajumi ke Palembang bercita-cita meneruskan misi Yayasan IBA sebagai institusi yang mengelola pendidikan dari TK hingga Universitas guna terlibat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya masyarakat Sumsel sebagai mandat yang tertuang di dalam pembukaan UUD 1945.
Untuk menegaskan komitmennya dalam keikutsertaan keluarga Besar Bajumi Wahab dalam mencerdaskan masyarakat Sumsel, ia membentuk Tim Percepatan Penyelamatan (TPP) Yayasan IBA dengan melibatkan Dr. Tarech Rasyid, MSi, Yudi Fahrian, SH, M.Hum dan Latief Hasyim, SH, M.Hum.
Almarhum Rita Bajumi memberi mandat kepada ketiga dosen tersebut untuk menyusun visi dan misi Universitas IBA yang bertolak dari pemikiran almarhum Bajumi Wahab dan Asyayidah.
Visi Universitas IBA yang tersusun dan sangat disenangi Almarhum Rita Bajumi adala menjadi Universitas Unggul Berjiwa Entrepreneur dilandasi nilai-nilai kebangsaan religius.
Berjiwa entrepreneur adalah jiwa yang melekat di dalam diri Bajumi Wahab yang pada masa Orde Lama dikenal sebagai pengusaha pribumi yang tangguh dan dekat dengan Presiden Soekarno. Sedangkan nilai-nilai kebangsaan religius adalah pandangan Bajumi Wahab yang dipengaruhi pemikiran Muhammad Hatta. Pandangan kebangsaan religius ini memang menjadi diskursus saat para founding fathers merumuskan dasar negara yang kemudian melahirkan Piagam Jakarta. Namun, rumusan tersebut kemudian direvisi menjadi Pancasila yang dikenal sekarang.
Putri Bungsu Bajumu Wahab ini sangat berbahagia, di masa ia menjabat Ketua Yayasan IBA dapat merumuskan pikiran dan prilaku orangtuanya menjadi visi Universitas IBA yang juga akan diperluas ke lembaga pendidikan dari TK hingga SLTA.