Safari Ramadhan di Desa Cendana, Bupati Askolani Bantu Mesin Genset dan Bedah Rumah
Banyuasin,KABARKATA.COM– Bupati Banyuasin H Askolani didampingi Wabup H Slamet memulai rangkaian safari ramadhan 1442 H dan terawih keliling Pemkab Banyuasin di Masjid Darussalam Desa Cendana Kecamatan Muara Sugihan, Kamis (15/4/2021).
Di Desa Eks transmigrasi perairan Kabupaten Banyuasin tersebut, Bupati Inovatif 2019 ini menyerahkan sejumlah bantuan Pemkab Banyuasin dan Baznas Banyuasin seperti mesin genset 1 unit, bantuan uang pembangunan masjid Rp 10 juta, 100 paket sembako untuk pakir miskin, bantuan bedah rumah tidak layak huni.
Tidak hanya itu, putra sulung Bupati Askolani, Syarifhidayutullah Askolani Putra nampak menyerahkan santunan dari keluarga untuk anak yatim piatu dan pakir miskin yang diserahkan kepada Camat Muara Sugihan Welli.
Hadir dalam safari ramadhan kali ini, Ketua DPRD Irian Setiawan, Sekda HM Senen Har, unsur FKPD, Kepala OPD, Ketua MUI dan Ketua BAZNAS.
Bupati Askolani mengajak masyarakat Kecamatan Muara Sugihan untuk memanfaatkan bulan suci ramadhan ini untuk memperbanyak amal kebaikan diantaranya dengan memperbanyak sodakoh untuk membantu sesama.
” Bulan suci ramadhan ini semua pahala amal kebaikan dilipat gandakan, kita manfaatkan kesempatan. Ayo perbanyak sodakoh untuk membantu sesama. Mari kita menabung dengan Allah SWT, kalau menabung di bank bunganya hanya beberapa persen tetapi kalau menabung dengan Allah bunganya berlimpat ganda, “terangnya.
Bupati Askolani menegaskan bahwa dua tahun kepemimpinannya pembangunan melalui 7 program andalan Banyuasin Bangkit Adil Sejahtera dan 12 gerakan bersama masyarakat terus dilaksanakan dan manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat.
” Apakah dua tahun kepemimpinan saya dan pakde Slamet hasil pembangunan sudah bapak/ibu rasakan manfaatnya, ” tanya Bupati Askolani dan kompak dijawab masyarakat dengan teriakan sudah dirasakan.
” Jalan poros Air Kumbang-Muara Padang menuju Muara Sugihan sudah dicor beton, mobil motor tidak lagi nginap di kebun sawit karena kondisi hancurnya jalan, setidaknya jalan poros yang kita bangun sudah mengurangi kesulitan trasnportasi yang dirasakan selama ini. Insyaallah tahun ini sampai akhir jabatan kami jalan poros Muara Sugihan akan kita lanjutkan dan dituntaskan sehingga semuanya cor beton, “katanya.
Pelayanan administrasi kependudukan, melalui inovasi Jam Kunci yang dilakukan Disducapil terang Askolani sudah sangat mempermuda layanan kepada masyarakat. Tidak perlu ke Pangkalan Balai cukup ke kantor kecamatan karena sudah dibentuk UPTD Disdukcapil dan semuanya gratis. Bahkan melalui inovasi Jam Kunci layanan administrasi kependudukan ke desa-desa.
” Hebatnya lagi e KTP dan lainnya diantar langsung ke rumah melalui jasa Kantor Pos ataupun petugas langsung yang antar. Bahkan bisa sambil belanja, masyarakat bisa urus e KTP di pusat pelayanan Sembilang di OPI Mal, yang pelayanannya tujuh hari tanpa libur. Semua ini kami lakukan untuk pelayanan terbaik bagi masyarakat Banyuasin, “tegasnya.
Dan banyak lagi kemajuan yang sudah dicapai dan telah diakui pemerintah pusat dan Provinsi Sumsel dengan banyaknya perhargaan yang kita terima. Dan khusus untuk para petani terus semangat, produksi harus terus kita tingkatkan sehingga Kabupaten Banyuasin bisa tembus peringkat 3 atau 4 penghasil beras terbesar nasional. Dimana pada tahun 2020 berdasarkan data BPS produksi gabah 917.157 ton gabah kering giling atau setara dengan 526.173 ton beras dari luas panen 211.187 hektar.
” Saya mengajak masyarakat untuk bersama-sama mensukseskan 12 gerakan bersama masyarakat yakni Gerakan Siswa Membaca dan Menulis (Simanis), BEGESA, GERBANG KEREN, Gerakan Gotong Royong (Gorong), Gerakan Menuntut Amal (GEMA), Gerakan Tanam Sayur Mayur (GERTAS), Gerbang Tobaru, Gerakan Memelihara Ternak Unggas (Gemar Tugas), Gerakan Pengembangan Perikanan Rakyat (Gerbang Perak), Pulau Buah, Program Optimalisasi Rumah Masyarakat (Pro Rakyat) dan Gerakan Peduli Sampah (GPS). 12 gerakan ini hanya bersifat stimulan dan tidak akan mungkin pemerintah dengan anggaran yang terbatas mampu untuk membantu seluruh masyarakat, namun dengan gerakan masyarakat saya optimis ini bisa berjalan sesuai harapan, ” harapnya.
” Contoh gerakan tanam sayur mayur, saya pikir gerakan ini tidak memerlukan biaya besar karena masyarakat sangat muda melaksanakannya seperti tanam cabe, terong, katu, bayam dan lainnya bisa dipakarangan rumah. Maka saya minta camat dan kades termasuk para pemuda dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat. Saya tidak mau dengar lagi kita diam di desa tapi beli sayur ke Kota. Kita balik dengan gerakan tanam sayur mayur ini, masyarakat kita ke Kota bukan beli sayur tapi jual sayur, ” tandasnya.