SMB IV Tegaskan Gelar Palembang Bukan Kasta
KABARKATA.COM-Sejumlah zuriat Palembang yang bermukim diluar kota Palembang menggelar silarurahmi bersama Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) di Jalan Sultan M Mansyur Palembang, Mingggu (4/4).
Sejumlah zuriat Palembang yang bermukim diluar kota Palembang menggelar silarurahmi bersama Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) di Jalan Sultan M Mansyur Palembang, Mingggu (4/4).
Turut hadir Raden Zainal Abidin Rahman Dato’ Pangeran Puspo Kesumo,R.M.Rasyid Tohir,S.H, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Mas’ud Khan, , Pangeran Suryo Vebri Irwansyah, Pangeran Kesumo Abdul Ghofar, Pangeran Surya Kemas A. R. Panji, Budayawan Palembang, Yai Bek.
Menurut SMB IV, para zuriat Palembang dari luar kota Palembang yang bergelar Raden, Kemas, Nyimas dan Masayu datang ke KPD ingin bersilaturahmi.
“Mereka juga meminta informasi mengenai sejarah dan keturunan Palembang selain itu mereka mempertanyakan gelaran-gelaran Palembang seperti Raden, Kemas, Kiagus, Masagus dan sebagainya sudah dijelaskan tadi karena itu ada sejarahnya sendiri, sudah kita berikan garis besarnya,” katanya.
Menurut SMB IV , Raden, Kemas, Kiagus, Masagus dan sebagainya bukan kasta tapi adalah garis keturunan/nasab.
“Dengan gelaran itu kita yang punya gelaran itu harus bertindak lebih bijak dan berhati-hati dalam bertindak sehingga orang memandang baik gelaran kita itu , “ katanya.
Mengenai yang menilai kalau Raden, Kemas, Kiagus, Masagus dan sebagainya bukan gelar tapi bangso menurutnya sama saja .
“ Kalau orang Palembang dulu nyebut bangso mano, maksudnya raden, apo bangsonyo tapi ada juga kalau kita lihat dari kamus Indonesua itu khan gelaran itu bisa didapatkan dari gelaran yang diturunkan / keturunan , gelaran karena prestasi ada gelaran diberikan karena kehormatan bisa macam-macam, “ katanya.
Sedangkan Budayawan Palembang, Yai Bek menilai Raden, Kemas, Kiagus, Masagus dan lain-lain dinilainya bukan gelar tapi bangso.
“ Kalau gelar itu ada pemberian, ada upacara resmi seperti sarjana lulus kuliah , kalau orang Palembang kalau lahir bapaknya langsung tidak ada upacara-upacara,” katanya.
Contoh lain menurutnya SMB IV mendapatkan gelar sultan ada upacara pemberian gelar.
“ Sultan memberikan gelar pangeran ini, pangeran ini dari Malaysia, dari Singapura itu gelar,” katanya.
Selain itu dirinya datang ke KPD karena mendapatkan undangan sehingga dirinya hadir dalam pertemuan ini.
Sedangkan Raden Muhammad Hasyim mengaku , kedatangan mereka ke KPD untuk bersilaturahmi dengan SMB IV sekaligus menjalin keakraban dengan keluarga KPD terutama untuk mengenal lebih mendalam KPD.
“Soal Raden, Kemas, Masagus dan sebagainya itu bangso, bahasa Palembangnya, kalau gelar itu kalau kita ada kegiatan , ada penobatan –penobatan seperti pangeran, kalau raden, masagus, kemas itu bangso bukan gelar, sudah clear tadi,” katanya.