Ajak Mahasiswa UT Palembang Angkat Budaya Palembang
KABARKATA.COM- Universitas Terbuka (UT) Palembang menggelar Orientasi Studi Mahasiswa Baru, Sesi Bela Negara, Sabtu (20/3) secara daring aplikasi Zoom dengan nara sumber Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn dengan judul materi Pembentukan karakter melalui nilai budaya lokal dan Drs. Uzirman Irwandi, MM dengan judul materi Desa Sebagai Gerbang Pertahanan Bangsa.
Universitas Terbuka (UT) Palembang menggelar Orientasi Studi Mahasiswa Baru, Sesi Bela Negara, Sabtu (20/3) secara daring aplikasi Zoom.
Kegiatan tersebut diikuti lebih kurang lebih 2300 orang dengan nara sumber Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn dengan judul materi Pembentukan Karakter melalui Nilai Budaya Lokal dan Drs. Uzirman Irwandi, MM dengan judul materi Desa Sebagai Gerbang Pertahanan Bangsa.
Menurut Direktur Universitas Terbuka , Dr. Meita Istianda S.IP, M.Si, saat ini Universitas Terbuka sudah sangat populer apalagi di tengah pandemi saat ini.
“UT yang sudah ada sejak 1984 populer di kalangan guru karena untuk penyetaraan guru SD di seluruh Indonesia. Namun sekarang sudah makin dikenal dengan fakultas lainnya (FE, FHISIP, FST). Ada Prodi Hukum, Ekonomi, Sains dan teknologi,” katanya
Ia mengatakan, sejak UT didirikan hingga saat ini sudah jutaan alumni yang lulus dan banyak berkiprah.
Saat ini lanjutnya, sistem PJJ yang diterapkan pun bukan semata-mata online saja tapi juga beragam model pembelajaran lainnya. UT mendidik mahasiswa agar mandiri tidak selalu tergantung kepada dosen,” pungkasnya.
SMB IV pada kesempatan ini mengajak masyarakat Palembang terutama mahasiswa UT Palembang untuk mengangkat budaya Palembang baik mereka yang berada di dalam dan di luar Palembang.
” Mari kita mulai menggunakan tanjak dalam setiap kegiatan begitu juga kaum perempuan dengan memakai gandik, ini sudah lama kita sosialisasikan kepada masyarakat,” katanya.
SMB IV yang juga berprofesi sebagai notaris ini menambahkan mencintai tanah air bisa dilakukan dengan penggunaan simbol -simbol Palembang seperti dengan menggunakan songket, baju teluk belango, tanjak dan sebagainya.
Selain itu menurutnya kebudayaaan yang ada saat ini sebenarnya perpaduan masa lalu dan masa kini.
“Budaya Palembang sekarang memang berasal dari masa lalu dan tidak kolot, budaya itu bisa hidup kalau kita melaksanakannya,” katanya.
Selain itu SMB IV juga membantah orang Palembang identik dengan kejelekan, kalaupun ada orang Palembang yang jelek perilakunya dinilai sebagai oknum saja.
“Ini mengakibatkan ibarat pepatah gara gara nila setitik rusak susu sebelanga, karena satu orang yang rusak membuat membuat rusak orang Palembang, padahal menurutnya karakter orang Palembang tidak seperti itu,” katanya.
Apalagi selama ini dia menilai orang Palembang memiliki karakter yang religius, terbuka, mudah dipercaya, saling membantu, toleransi, pekerja keras, kreatif dan cerdas.
Selain itu SMB IV mengajak kalangan pemuda untuk jangan mudah menyebarkan hoaks dan rasa kebencian kepada negara, etnis tertentu dan orang lain.
“Jangan kita menyebarkan kebencian-kebencian , karena sering kebiasaan kita, mau menjadi orang yang hebat seolah olah kita pintar seolah olah tahu duluan informasi,” katanya.
Selain itu menurutnya terkadang informasi yang diterima langsung disebar, tanpa teliti dulu kebenarannya.
“Hoak itu adalah dosa jariah , dosa yang terus berkembang, semakin disebar makin banyak dosa yang kita terima, karena kita adalah generasi berpikir jangan menyebar hoak, pelajari dan ketahui dulu
Apalagi selama ini Palembang dikenal kota yang tidak ada pertentangan antar etnis, karena di Palembang orangnya toleransi dan selalu terbuka.
Sedangkan Uzirman Irwandi, MM menilai masyarakat desa harus memiliki kecerdasan, dan kompetensi yang memadai, agar desa dapat melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dengan baik.
“Salah satu fungsi pemerintahan tersebut adalah meningkatkan ketahanan sosial budaya untuk mewujudkan masyarakat desa yang mampu memelihara kesatuan desa sebagai bagian dari ketahanan nasional,” katanya.
Selain itu dengan pendidikan merupakan salah satu cara menuju desa sebagai gerbang pertahanan bangsa.