Mari Kita Bersatu dan Ikhtiar Melawan Corona
Palembang , kabarkata.com – Jika bumi terasa gelap. Menabur takut di mana-mana. Hati gamang lanjutkan hidup. Masihkah kulihat cahaya. Badai Corona menerjang, menembus dunia tak berbatas ….!. Tangis pecah di malam hari menunggu datangnya harapan. Petikan syair lagu yang dibuat Susilo Bambang Yudhoyono, itu seakan berkisah tentang rasa kesulitan memuncak oleh badai Corona.
Joe Tobing, Shandy Sandoro, Yuni Shara, Ariyo Wahab, dan beberapa penyanyi lain begitu apik membawakan lirik lagu yang berjudul “Cahaya Dalam Kegelapan” yang dibuat oleh SBY. Betapa cemasnya seorang SBY yang hadir lanjut usia menyaksikan manusia tergeletak di pelbagai rumah sakit. Apa daya, SBY seakan-mau melukiskan badai Corona menghamtam tanpa ampun.
Ya Lirik yang tertuang di lagu “Cahaya Dalam Kegelapan”, itu bukan hanya berbicara kepedihan hati di mana-mana. Sesungguhnya lagu ini adalah simbol harapan esok masih ada.
“Krisis pandemi Corona yang melanda dunia, termasuk negeri kita, telah menghadirkan kegamangan dan memulihkan dalam hidup kita. Duka dan kepedihan hati ada di mana-mana, kompilasi orang yang dicintainya disiapkan Sang Pencipta. Seperti duka dan kegelapan yang saya rasakan, kompilasi, kehilangan jiwa beberapa saat lalu, ”tulis SBY dalam kesempatan pada April 2020.
Di lagunya ini, SBY bahkan mencoba memetaforakan berita badai Corona telah menghilangkan harapan dan impian banyak orang. Secara logis, sulit juga rasa cemas yang ada di hati rakyat Indonesia belumlah kering.
“Kita cemas. Pemerintah dan Bangsa-bangsa juga cemas. Saya kerap menyaksikan mereka tergeletak di rumah sakit. Sebagai warga dunia, saya membutuhkan cemas, jika mereka kehilangan harapan. Tangisan di malam hari saat dunia gelap tanpa cahaya, ”nada SBY seketika merendah.
Ia sadar betul. Melahirkan karya rekaman lagu di tengah-tengah badai Corona taklah gampang. Karena itu, SBY tak henti-hentinya meminta rasa terimaksihnya pada Topati selaku Lagu Aranssemen, Ivan Batito yang membuat video klip, serta para penyanyi yang melantunkan lagu “Cahaya Dalam Kegelapan” dengan suara merdunya.
“Dan, terimakasih juga untuk Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian serta Yayasan Yudhoyono atas kontribusinya. Saya tahu tidak mudah memproduksi karya offline lagu di tengah badai Corona. Namun kita harus menyetujui dan menjalankan protokol anti corona. Lagu ini juga saya persembahkan untuk sahabat saya yang tergolong Lanjut Usia seperti saya yang rawan virus Corona. Mari saling menguatkan semangat dan harapan kita, ”kata SBY seraya berujar melalui tembang itu Insya Allah, ada hari esok yang puas. Juga badai pasti berlalu.
H Wahyu Sanjaya, Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II untuk kabarkata.com menguraikan, kecanduan SBY pada Indonesia dan sampai di sana. Dirinya juga ingin mempersembahkan lagu ini untuk rakyat Indonesia tercinta, menantang yang tengah bergulat dan berjuang di garis depan, para pasien, para dokter dan perawat. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, melindungi dan menyelamatkan para pejuang, dan kita semua.
“Mari kita terus bersatu, berbagi dan berikhtiar bersama melawan Covid-19 ini. Dengan pertolongan Tuhan kita bisa. Indonesia Bisa, ”tambah Wahyu Sanjaya.
Di titik solusi, Wahyu Sanjaya menitip pesan agar masyarakat terhindar dari wabah Covid-19. Topeng Menjadi Perlengkapan Wajib Harus Dibayar Warga Saat Dibutuhkan Harus Dibeli Ke Luar Rumah. Masker Sejatinya ini cukup untuk keperluan sehari-hari warga yang tidak berhadapan langsung dengan pasien positif Covid-19.
Bahkan, ahli kesehatan masyarakat Esperanza Cabral menjelaskan masker kain dapat digunakan berulang kali asalkan selalu diminta dengan sabun dan air setiap kontak.
“Saya mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan wabah Covid-19. Jagalah jarak antar sesama. Gunakan masker jika harus keluar rumah. Insya Allah kita pun bisa, ”pesan Wahyu. (RLQ)