Panglima TNI Ingatkan Perbedaan Dalam Pemilu Janganlah Mengakibatkan Perpecahan Sesama Anak Bangsa
Bandung, kabarkata.com – Panglima TNI beserta Kapolri berkunjung ke Kodam III Siliwangi, senin 13/5/2019. Acara ini digelar dalam rangka safari Rhamadhan. Hadir dalam acara tersebut pangdam III/Siliwangi, Kapolda Jawa Barat, serta para pejabat TNI, Polri. Hadir pula sejumlah ulama, Tokoh Agama (para pengasuh pondok pesantren) para insan pers serta sejumlah tamu undangan lainya.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan paparan ” kita barusaja melaksanakan pesta basar Bangsa Indonesia, yaitu pilek dan pilpres secara serentak pada 17 April 2019. Alhamdulillah bisa dilaksanakan dengan aman, damai dan demokratis, “ungkapnya.
Saat ini kita masuk pada masa penghitungan suara, inyaAllah nanti tanggal 22 Mei secara resmi KPU akan menetapkan siapa yang melanjutkan kepemimpinan 2019 – 2024, inya Allah semuanya bisa berjalan dengan aman dan lancar, ” unjarnya.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada anggota TNI dan Polri yang dengan gigih, penuh dengan disiplin, mengamankan pesta Demokrasi ini, mulai dari tahap kampanye selama 7 Bulan, sampai dengan malaksanakan tahap pencoblosan pada 17April, semuanya bisa dilaksanankan dengan aman, ” tuturnya.
Dibulan suci Ramadhan ini Panglima mengajak untuk merenungkan tentang pentingnya silaturahmi demi menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia yang sama – sama kita cintai, ” ajaknya.
Tugas kita belum selesai, masih ada tahapan berikutnya yang tentunya menuntut anggota TNI, Polri untuk mampu mengamankanya. TNI beserta seluruh masyarakat luas harus tetap mengawal sampai seluruh proses yang dituntaskan dengan baik. TNI, Polri harus tetap siaga guna mengawal jalanya proses Demokrasi tersebut ” bebernya.
Jawa Barat merupakan daerah penyangga Ibu Kota sehingga apa yang terjadi di JawaBarat ( Bandung ) dapat berpengaruh langsung terhadap Jakarta. TNI, Polri sebagai aparat Negara harus benar – benar ikstra waspa dan bijak dalam menyikapi setiap perkembangan yang terjadi pasca pemilu, “kata panglima.
Bangun pula kesadaran ditengah – tengah masyarakat bahwa perbedaan dalam pemilu janganlah mengakibatkan perpecahan sesama anak Bangsa, “tandasnya.
Perbedaan seharusnya menjadi kekuatan, saling mengisi dan melengkapi. Tentunya hal ini sudah dirumuskan oleh para pendiri Bangsa dengan menerapkan Beneka Tunggal Ika sebagai semboyan kita semua, ” jelasnya.
Berharap agar TNI Polri beserta para Ulama, tokoh masyarakat, dan para pejabat didaerah saling bahu membahu memastikan seluruh tahapan berjalan dengan baik.
Ini merupakan bagian dari proses pendewasaan dengan pembangunan kehidupan berpolitik Bangsa kita. Memang ada berbagai kekurangan yang terjadi, tetapi kekurangangan itu tidak berarti harus menghancurkan pondasi tiang bangunan Demokrasi yang sudah dibangun.
Kita harus menjunjung tinggi tahapan yang sudah disepakati secara konstitusional. Kekurangan yang ada harus jadi bahan instropeksi kita semua dan diselesaikan secara konstitusional pula, ” pungkasnya. (um)