Gubernur Sebut Pemprov Miliki 11 Persen Saja Saham, PT. SOM Siap Diajak Rembuk
Palembang, kabarkata.com – Paskah terdegradasinya tim club sepakbola SFC mendapat perhatian orang nomor satu di Provinsi Sumsel Herman Deru. Gubernur Sumsel akan mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan club Sepakbola kebanggaan masyarakat Sumsel.
Pembina SFC Herman Deru mengatakan, paskah terdegradasinya tim SFC ke liga dua, sebelum menjadi gubernur, dirinya sering meminta pendapat mendengar apa yang diinginkan masyarakat.
“Harapan masyarakat Sumsel sangat besar, semua bangga dengan SFC. Setelah saya dilantik, posisi sudah menjelang putaran terakhir liga satu. Banyak yang meminta saya untuk intervensi, saya pelajari secara hukum. Saya tentu tidak boleh gegabah menyikapi itu.
Begitu saya masuk, saya panggil pejabat berkepentingan,” ujarnya saat konfrensi pers di Hotel Horison, Senin (7/1/2019).
Herman Deru menuturkan, saham Pemprov paskah 27 Juli 2018 ada perubahan kepemilikan saham.
“Saya perhatikan itu, saya liat Pemprov 11 persen. Ada peran Pemprov, tapi bisa berperan seperti apa. Saya pikir ini gelas retak, urung idak dio pecah. Idak diambek, kita memiliki ini. Kita ambil hikmahnya,” katanya.
Herman Deru mengungkapkan, pihaknya sudah membentuk tim prestasi, maka sebagai kepala daerah dirinya mengambil sikap. ” Saya ajak ketemu PT SOM, dan jajaran untuk kebaikan sepak bola kita. Salah satu ada dipikiran saya, pada pertengahan Januari saya ingin duduk sama-sama. Pak Muday, akan saya undang bersama para tokoh sepak bola Sumsel duduk rembuk, berikut juga tiga suporter besar. Saya mintak ada perwakilan suporter, apa yang harus dilakukan untuk SFC, ” bebernya.
“Ini saya ajak, agar ini berjalan sehat. Tidak ada sangka buruk. Saya mintak tokoh sepak bola, pers dan suporter untuk membenahi ini. Agar jadi tim sepak bola yang membanggakan kita. Peran Pemprov lemah, sikap saya sambil sebagai kepala daerah, saya ingin dengar suporter apa maunya termasuk kepemilikan sahamnya. Saya ajak PT SOM, agar melibatkan masyarakat,” ucapnya.
Herman Deru mengungkapkan, sebelum tanggal 15 Januari akan dibuat pertemuan khusus, duduk bersama.” Termasuk saham, masyarakat dan supoeter punyak hak, ada keterwakilnnya. Saya duduk disini sebagai Gubernur. Apapun hasil rembuk itu, saya mintak PT SOM untuk patuh pada hasil musyawarah,” Saya mintak PT SOM tetap menyikapi, dalam pertandingan di liga dua,” katanya.
“Saya tidak ingin sepabola ini ditarik ke politik. Ini punya masyarakat. Ini profesional, olahraga. Dengan tegas saya ingin masyarakat punya rasa memiliki yang tinggi. Itu poin pentingnya, kehadiran pak Muday. Tunjukkan yang baik, saya bicara sebagai kepala daerah. Saya khawatir SFC tidak menjadi sesuatu yang membanggakan lagi. Pemprov untuk ambil alih ini, bukan serta merta sahamnya. Ini profesional, Gubernur sebagai pembina dan pengawas. Anak anak, menantu saya tidak boleh ikut kepengurusan. Saya ingin ini profesional. Saya mintak pak Muday, ikut hasil kesepakatan itu,” bebernya.
“Kalau orang berminat, politisi, manusianya boleh ikut dalam kepemilikan saham. Orang punya keinginan tidak masalah, yang penting tetap profesional. Kalau ini profesional, dia akan besar. Kalau ada person politik, saya gubernur tidak akan mengajak anak untuk jadi pengurus. Aku sebagai Gubernur, keputusan perlu harus diikuti, aku ingin SFC ini jadi membanggakan. Pemilik saham kalau bisa jangan orang politik. Pak Muday harus legowo, kalau memang harus mendegradasi sahamnyo,” katanya.
Dirut Sriwijaya Optimis Mandiri Mudday Madang menambahkan, Pak Gubernur sudah menyampaikan panjang lebar. ” Saya yakin dan percaya apa yang disampaikan Gubernur niatnya baik untuk kemanjuan sepak bola Sumsel. Saya sebagai Dirut PT SOM, siap dan patuh dengan segala kebijakan, kondisi. Sebelum 15 Januari, kita akan rembuk dengan masyarakat, tokoh, suporter, saya sepakat. Saya mohon maaaf kepada masyarakat pencita bola, SFC tidak bisa ikut di liga satu. Atmosfir bola kemaren tidak sehat. Kita sama sama tau, banyak yang bermain diluar ketentuan yang ada,” pungkasnya. (yn)